Dear Mr. X
Mr,....Pernahkah anda jatuh cinta?? Pernahkah Anda menyayangi-nya hingga anda terkadang
sulit untuk meninggalkannya? Pernahkah anda merasa tidak nyaman ketika belum
bisa memenuhi permintaan dari yang anda
sayangi itu? Pernahkah anda sangat merasa bertanggung jawab, ketika terjadi
sesuatu dengan yang anda cintai? Pernahkah
anda sangat merindukannya ketika lama tak bersua? Pernahkah anda merasa sangat
khawatir kepadanya bahkan sering terbawa difikiran ketika ada something trouble
yang terjadi padanya? Dan pernahkah anda merasakan patah hati…ketika semua rasa
sayang yang anda berikan ternyata bertepuk sebelah tangan????
Kalau anda menyatakan belum pernah mengalaminya, atau bahkan tidak
pernah mengalami.. hemmmm mungkin benar jika saat ini hati anda sedang tidak
peka dengan rasa kecewa, akhirnya Anda pun tak mengerti kalau disekitar anda
banyak yang tengah terluka…… Jika sekali saja Anda pernah mengalaminya, pastinya
anda bisa mengerti apa yang kini sedang saya rasakan..
Seperti layaknya sebuah theme song dari salah satu iklan provider yang
sempat menyentuh naluri saya berikut ini :
Aku tak mengerti apa yang
kurasa…Rindu yang tak pernah begitu hebatnya..
Aku mencintaimu, lebih dari yang
kau tahu..
………………………………..
Baru kusadari cintaku bertepuk
sebelah tangan..
Kau buat remukkk, seluruh
hatiku..
Seperti itulah mungkin perasaan yang kini tengah saya rasakan,
sebersit rasa kekecewaan yang mendalam ketika sebuah rasa sayang, cinta, dan
perhatian yang sepenuhnya telah saya berikan ternyata tak terbalas sesuai
dengan harapan.
Eittt….. jangan salah sangka, Kali ini saya tidak berbicara mengenai
masalah hubungan hati dua sejoli, tapi tentang hubungan sayang yang saya
rasakan antara saya terhadap sebuah wadah tempat dimana selama 3 tahun terakhir
ini menjadi sumber mata pencaharian saya.
Jujur, Betapa kesalnya saya dibeberapa hari terakhir ini karena sebuah
kenyataan yang jauh dari angan-angan, kesal ketika pengabdian saya nampaknya tak berbalas
sesuai dengan semestinya, bahkan sebuah janji janji itu hanya memberikan
harapan kosong yang belum ada realitanya hingga kini.
Entah kepada siapa curhatan ini akan tersampaikan, ingin sekali uneg
uneg dan rasa kecewa ini saya kiirmkan kepada para dewan yang duduk di kursi
atasan, tapi rasanya bukan kapasitas saya untuk melakukan protes secara individual
kepada sang juragan, saya hanya bisa berharap penuh kepada pihak yang lebih berkompeten
untuk bisa menyampaikan luka karena kecewa yang saya rasakan ini. Mungkin
dengan sedikit mencurahkan perasaan di sini, perasaan jengkel dan kecewa akan
sedikit terobati.
Bermula ketika sebuah asa terbentang dihadapan kami, para pekerja yang
sudah haus dengan peningkatan kesejahteraan, harapan itu terpampang dan seolah
menjadi penantian dipenghujung bulan, harap harap cemas menanti datangnya hak
kami, sehari dua hari penantian itu belum juga berbuah hasil, hingga akhirnya tepat
di tangal terakhir bulan April, apa yang kami nanti datang juga, sejuta simpul
senyum tersimpul dibibir kami, namun ketika sebuah angka itu tak menunjukkan
perubahan seperti janji yang sempat diutarakan, senyum kamipun menghilang
lenyap ditelan kekecewaan. Yach… harapan
itu seperti hanyalah sebuah janji palsu yang hanya bisa membuat kami terdiam
membisu…
Terkesan sedikit berlebihan ketika saya kemudian mengkiaskan kondisi
yang saya rasakan ini bagaikan cinta yang tak terbalaskan, seperti halnya lirik
lagu Pupus yang sempat terkenal di era-nya Dewa versi Once, yach… nyaris
seperti itulah mungkin rasa kecewa dan sedih yang tengah saya rasakan, mungkinn
tidak hanya saya, tapi kami… Setidaknya secuil goresan kata demi kata ini bisa
menjadi perwakilan aspirasi perasaan kami yang tengah dilukai oleh sebuah
kebijakan yang nampaknya tidak mengindahkan kami selayaknya tugas dan tanggung
jawab yang kami emban.
Saya, ya saya !!!… sebagai seorang pegawai yang telah bernaung di
sebuah instansi ini hingga hampir 3 tahun, belum sekalipun mersa sekecewa ini,
seberat apapun tanggung jawab yang harus saya laksanakan, itu sudah saya anggap
sebagai konsekuensi dari pekerjaan yang memang sudah dipercayakan kepada saya,
dan bukan menyombongkan diri, tetapi saya adalah tipe orang yang menjunjung
tinggi sebuah tanggung jawab karena sedari kecil keluarga saya sudah mendidik
saya untuk hidup dengan penuh bertanggung jawab, saya memang bukan pekerja
keras, bukan pula orang yang cerdas, tapi setiap tugas dan tugas yang sudah dipercayakan
kepada saya, akan tetap saya jalankan dengan sepenuh hati… mengeluh bukan tipe
saya meskipun sebagai seorang manusia biasa, rasa bosan dan jenuh itu terkadang
menghampiri saya.. namun kembali saya tekankan kepada kesungguhan dan rasa
hormat saya kepada pekerjaan yang berada di pundak saya, saya pun kembali terus
memberikan stimulus pada semangat kerja saya, hingga perlahan demi perlahan
saya mulai mencintai pekerjaan saya dengan sepenuh hati, bahkan mungkin
loyalitas tak terbatas pun layak disempatkan pada diri saya ketika dimanapun
dan kapanpun, dalam kondisi apapun saya harus siap sedia menunaikan tugas
sekalipun diluar jam kerja. Loyalitas layaknya sudah jadi harga mati tidak
hanya untuk saya, tapi untuk saya dan rekan rekan kerjsa saya lainnya. Sedikit
tak berlogika memang ketika saya merasa gusar saat ada tanggung jawab yang belum
bisa saya selesaikan, namun kembali karena rasa sayang dan kepedulian, serta
cinta yang saya dapatkan dari sebuah keluarga kecil yang terbentuk di instansi
ini, saya merasa ada kekuatan magic yang
membuat Nothing menjadi Something…..
Namun betapa menyakitkan ketika sebuah
totalitas yang saya berikan, rasa sayang, cinta, dan kesetian yang selama ini
saya berikan hanya berbuah cinta yang bertepuk sebelah tangn berbalik menjadi Something to Nothing…… betapa
mengenaskan ketika hak yang saya dapatkan jauh dari tanggung jawab yang
dibebankan… kali ini bukan masalah berapa banyak pekerjaan yang harus saya
kerjakan, seberapa besar beban tanggung jawab yang mesti saya jalankan… tapi
kembali pada sebuah prioritas penghargaan yang nampaknya tidak pernah datang,, bukan
hanya untuk saya namun lebih untuk kami yang telah memberikan kontribusi sepenuh
hati kepada istansi ini.
Mungkin inilah sebuah bentuk kekecewan yang mendalam, ketika tanggung
jawab yang semakin bertumpuk tak diiringi dengan hak yang disesuaikan dengan
aturan. Entah apa yang akan terjadi kedepan ketika kondisi yang semakin lama
semakin berbanding terbalik ini tetep dipertahankan. Hanya sekedar berani
berfikir lugas, ketika keberanian memperjuangkan hak itu tak dimulai dari diri
sendiri, siapa yang akan memperjungkannya? Ketika kami hanya diam… sama saja
dengan kami menerima kebijakan yang semakin lama semakin mencekik kami… Saya
mencoba untuk membuka fikiran dan idiologi saya kalau nampaknya tak layak cinta
dan kesetian yang saya miliki ini akan terus saya berikan kepada sesuatu yang
nyata-nyata tidak peduli terhadap kesungguhan saya dalam menjalankan kewajiban
dan tanggung jawab saya.
Andai saya saya berada pada posisi dan kapasitas yang tepat, ingin
rasanya saya bertanya kepada mereka yang duduk dikursi kebijaksanaan, sudah
bijakkah aturan yang selama ini berjalan? Kalau saja mereka mendengar dan
sedikit menengok kebawah, tahukah mereka demi sesuap nasi kami rela ditempa
panas nya matahari dan didera hujan yang bertubi-tubi? Lihatkah kami yang tak
hanya bekerja untuk diri sendiri, tapi untuk menafkahi anak dan istri??
Kepada mereka yang duduk dikursi kebijaksanaan, saya berharap adanya
secercah harapan dan balasan kasih sayang, entah sudah berapa puluh cinta yang
kami berikan, bukan hanya sebagai wujud alasan suatu pekerjaan, tapi karena
kami memang memiliik nurani dan perasaan, kami memiliki rasa cinta dengan
sebuah kewajiban yang harus kami jalankan, namun ketika kewajiban itu tak
selaras dengan penghargaan yang kami terima, semangat juang kami pun sekali
lagi kembali dipadamkan !!! Bukan masalah berapa besar pundi-pundi pendapatan
yang bisa kami kumpulkan, tapi hanya memohon sebuah keadilan dan keseimbangan,
karena memang sudah menjadi hukum alam ketika satu sisi memberi, ada sisi lain
yang menerima…. Ketika apa yang sudah kami kerjakan sesuai dengan aturan, maka
tak salah adanya ketika kami meminta hak sesuai dengan apa yang telah kami
jalankan.
Perjuangan memang belum berakhir…. saya hanya bisa berharap aspirasi
kami didengar dan tersampaikan… terimakasih untuk seorang bapak yang sudah
memperjuangkan hak kami !!! kami nanti hasilnya di episode berikutnya….
#coretan orang gusar...
ehm.....
ReplyDeletePooooo massnyaaaaa..........????????????????????
ReplyDeleteaku ra popo......ihirrrrrrrrrrr
ReplyDeleteAku rodok popo.... hahaa
ReplyDelete