Yeacccccccccccccchhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
ketemu lagin dech sama cerita perjalanan unikku yang sempat aku lalui beberapa
waktu lalu. Maaf banget yach..ceritanya ngga bisa update coz kemarin kemarin
jadwal aku masih padat merayap datang seekor nyamukkk...huppp lalu ditangkap...
Heeemmm, malah jadi nyanyi cicak cicak di dinding..., kembali ke pokok
pembahasan, kali ini aku akan kembali menuliskan pengalaman touring lanjutan
yang berlangsung dihari Minggu, 2 Februari 2014.. tepatnya pasca aku menyelesaikan
perjalanan indah ke Pacitan bersama koko Bear Baloteli pada 31 Jan-1 Feb 2014
silam. Touring kali ini agak berbeda karena biasanya aku selalu pergi bersama
my husband, tapi berhubung yang bersangkutan masih capek, akhirnya aku memilih
untuk berangkat sendiri...eittttt..tapi touringnya bukan aku alone loh, kali
ini bersama dengan satu tim rekan-rekan kantor dari PT. Nusapro Telemedia
Persada cluster Boyolali (bagi yang asing sama nama perusahaan tempat aku
bernaung,,, ya wajar aja.. emang ngga terlalu terkenal, perusahaan ini berdiri
dibidang distribusi dan telekomunikasi, intinya merupakan salah satu perusahaan
bertaraf Nasional yang merupakan bagian dari Dealer PT. Indoat Tbk.)
Dari pada boring, mari
lanjut kecerita touring saja.... sebelum memutuskan ber-touring ria, kami
sempat memilih beberapa tempat wisata lain, seperti keluar kota atau sekedar
bermain Pandawa Water Bom, namun karena keterbatasan dana, dan menurutku
terlalu memaksakan diri jika harus berdarma wisata ketenpat yang jauhhhh (seninnya
kan masih kerja, apalagi para AO masih harus keliling ke outlet-outlete),
akhirnya diputuskanlah untuk bersepeda motor saja ke Kemuning. Sebenarnya aku
sudah agak bosan ke lokasi kebun teh ini, sudah beberapa kali aku kesana
(dengan patner boncengan yang berbeda-beda....haaaaa), terakhir aku kesana
sekitar bulan September 2013, namun karena kali ini rombongan, aku tetep
semangat saja untuk ikut dan berniat hendak mengendarai sepeda motor sendiri,
pingin cari tantangan baru,,,toh selama ini kalau ke Kemuning selalu bersama
joki..hahaa, jadi pingin banget menguji adrenalin dengan meluluhkan rute
Kemuning.
Hari Minggu, 2 Februari
2014..pukul 07.30 aku menuju ke rumah Robin, di daerah Kartosuro yang dijadikan
sebagai markas untuk berkumpul. Sampai disana, baru terlihat segelintir orang,
salah satunya mas Fuad, sang SPV depo Boyolali kota, oiyaaa..sebagai info saja,
kantorku terbagi dua depo, aku sendiri adalah admin di depo Boyolali Kota,
sedangkan satunya adalah depo pembantu yang berkantor di wiliayah Simo Boyolali.
Kami pun harus menunggu beberapa teman lain yang belum datang, terutama yang
berasal dari depo Boyolali Kota. Sekitar pukul 08.00, dipastikan peserta
touring yang siap ikut sudah lengkap, kami terdiri dari 4 cewek (5 cewek yang
lain absen) dan 10 cowok. Kami pun
dihimbau oleh pak SPV untuk berboncengan saja, awalnya aku ngotot banget pingin
motoran sendiri, tapi bener-bener dapat tentangan dan larangan dari semua
peserta touringm terutama Mba Fafa, patnerku kerja sebagai admin PRM yang
bertugas di depo Simo Boyolali, akhirnya aku pun berboncengan dengan my little
Brother, alias Febri ijonk... namun tetep dengan mengendari La Spacy,
sedangakan Vixione nya Febri dibawa pak SPV.
Rencana awal yang berniat
berangkat pukul 07.30, akhirnya molor karena dengan rasa solidaritas yang
tinggi, kamipun memilih menanti Bayu, salah satu karyawan Indosat yang sudah
menjadi bagian keluarga besar Kantor Boyolali secara ia adalah perwakilan
Indosat untuk cluster Boyolali. Terdengar beberapa suara temen-temen cowok yang
merasa kelaparan karena belum sarapan, akhirnya Mas Fuad, sang SPV pun bergerak
lebih dulu mencari warung disekitar Karanganyar sekaligus menemui dua rekan
kami yang menununggu di daerah Palur. Sekitar pukul 09.30, Bayu akhirnya
datang.. dan kami pun mulai berangkat. Baru sampai di Sriwedari, Anna salah
satu temanku menghubungiku dan mengatakan kalau motor Bayu bannya bocor dan
baru ditambal.. hemmm, padahal sebelum berangkat Febri sudah sempat ngobrol
sama aku perihal siapa ntr yang motornya bakal bocor dijalan, ehh.. kejadian
juga. Aku+Febri, dan 2 motor lain memilih tetap melanjutkan perjalana toh kami
masih akan berhenti di warung nanti, dari pada mesti menunggu dan menunggu,
namun ternyata salah satu temenku, Ersad yang agak kipink...(haaaaaa....), ia
dikerjain sama Robin suruh nunggu karena Robin bilang ngga tau jalan ke
Karanganyar, dan parahnya Ersad itu percaya aja.. yeah, alhasil malah pada
ilang kagak tau rimbanya. Aku tetap saja melanjutkan perjalanan menuju ke
sebuah warung Soto di Jaten setelah dihubungi mas Fuad. Tak berapa lama kami
pun sampai disana, mas Fuad dan 2 rekan kami yang lain sudah selesai makan,
kini giliran kami yang bergantian makan sambil menunggu Ersad+Sokin,
Anna+Robin, dan Bayu+Asna. Saat kami selesai, giiran Ersad dkk datang... kami
pun masih harus menunggu mereka makan...hahaaaa,, selesai sekitar pukul 10.20,
dan perjalanan kami menuju Kemuning pun baru dimulai..... Beramai ramai kami
melaju melintas Karanganyar kota hingga menuju ke Karangpandan, sayangnya
ketika kami mulai sampai atas, gerimis mulai mengguyur, aku pastikan di
Kemuning akan semakin deras,,dan sampai sana kami pasti hanya bisa menikmati
hujan..wwkkk...
Yeah, kami pun sampai di
tikungan arah Kemuning-Candi Cetho...gerimis ringan masih bisa kami terjang..semakin
naik.. jalan semakin sempit dan licin, nampaknya hujan deras baru saja
mengguyur daerah ini.. semakin keatas, memang hujan tidak lagi menetes, namun
kabut tebal semakin menyelimuti dan kami hanya memiliki jarak pandang sekitar 3
meter didepan kami. Bahkan kami sudah tak mampu lagi melihat keindahan kebun
Teh yang semestinya menghibur kami dikanan kiri perjalanan, namun kali ini
hanya putih kabut yang sangat tebal yang nampak dikanan kiri kami...haaaa, beberapa
kali Febri sempat berkata... “bukan wisata kemuning tapi kemabut (penuh
kabut).. trusss mana nichhhh kebun teh nya ngga keliatannnnn”...
Kami sempat berhenti
sejenak di tikungan arah candi Cetho, lalu melanjutkan perjalanan mendaki jalan
yang tinggi curam menuju ke Candi Cetho dalam kondisi kabut yang semakin
teballll.... Untung saja La Spacy ku masih bisa kuat naik sampai atas meskipun
dengan kekuatan yang ektra superrrrrr...heheeeee... Febri hampir saja menyerah
karena motor ku sudah susah di gas lagi.. tapi akhirnya kami pun sampai juga di
parkiran Candi Cetho.
Baru menginjakkan kaki disana, tiba-tiba gerimis mulai datang.. kami yang berniat berfoto bersama di anak tangga pintu masuk Candi pun jadi gagal total dan saling berlari mencari tempat berteduh. Entah mengapa, meskipun sebelumnya aku sudah sempa sarapand an mampir makan soto, rasanya hawa dingin membuat perutku menjadi lapar...padahal aku sudah tak bawa bekal makanan lagi, alhasil aku pun mengambil beberapa makanan ringan yang dibawa oleh Anna dan Asna..wkwkkk !!!! setelah berteuh sejenak, kami melanjutkan perjalanan naik ke trap demi trap dan berteduh lagi disebuah pelataran joglo.. sampai disana,,,kami bersenda gurau sejenak sambil menunggu hujan reda.
Baru menginjakkan kaki disana, tiba-tiba gerimis mulai datang.. kami yang berniat berfoto bersama di anak tangga pintu masuk Candi pun jadi gagal total dan saling berlari mencari tempat berteduh. Entah mengapa, meskipun sebelumnya aku sudah sempa sarapand an mampir makan soto, rasanya hawa dingin membuat perutku menjadi lapar...padahal aku sudah tak bawa bekal makanan lagi, alhasil aku pun mengambil beberapa makanan ringan yang dibawa oleh Anna dan Asna..wkwkkk !!!! setelah berteuh sejenak, kami melanjutkan perjalanan naik ke trap demi trap dan berteduh lagi disebuah pelataran joglo.. sampai disana,,,kami bersenda gurau sejenak sambil menunggu hujan reda.
Aksi kak Sartono yang lucu seperti Ultraman Taro |
Kami kemudian memutuskan untuk beranjak turun dan meanjutkan perjalanan lagi, pak SPV berharap masih bisa menuju ke lokasi air terjun Jumog, tapi beberapa peserta sepertanya engan, selain itu, baru saja kami sampai di pelataran pintu masuk, hujan deras kembali datang.. dingin pun kembali menusuk kulit dan tulang tulang ku menjadi kaku.. aroma bakso bakar semakin menggodakau, akhirnya aku pun mampir sejenak dan membeli 5 tusuk, syukur-syukur ditraktir sama mas Bayu, sesampai diparkiran, aku bagi-bagikan bakso bakarnya dengan 6 orang lainnya yang ada disana.
Kami pun bercengkrama dan bercanda di tempat parkir sambil melihat beberapa foto yang telah kami ambil selama diatas tadi. Sembari menunggu hujan reda dan teman-teman lain yang minum kopi di warung lain, kami bertuju yang terdiri dari 4 cewek plus Heri, Danang, dan Vicky kemudian memutuskan mencari minuman hangat di warung depan parkiran. Berhubung cofimix habis, aku pun memilih menu White Coffie, dan baru kali ini aku minum yang namanya White Coffie..aku pikir warnanya putih seperti namanya...Ndesoo banget sich gue... haaaa, ternyata tetep coklat layaknya coffie susu or coffiemix (White coffie mengingatkan ku pada ak korwil ICI Solo..haaaa). Eh baru saja White Coffie terhidang dimeja, rombongan yang tadi di warung lain datang dan mengajak melanjutkan perjalanan, weeeeeee... padahal hujan semakin deras turun disertai dengan geluduk, namun kemudian mulai mereda lagi, dan kami pun beranjak dari tempat untuk melanjutkan perjalanan lagi.
Awalanya Febri minta aku yang didepan bawa motor, yeach dari pada aku mboncengin dan beresiko nyawa orang mending aku motoran sendiri dan Febri aku suruh numpang Pak SPV aja (yeachh,,udah berharap nich bisa motoran sendiri... tapi mas Fuad ngga izinin..hahaaaa, ngga jadi dech bawa motor sendiri). Kali ini medan jalan semakin mengerikan, selain masih berkabut dan hujan, jalan yang didomisili dengan turunan curam cukup sulit ditempuh. Aku sudah mencoba menyeimbangkan posisi duduk agar tidak merengsek kedepan,, tapi tetep saja tiap aku mundur.. lagi-lagi melorot kedepan dan beban motor semakin berat didepan. Jarak pandang pun juga sangat minim sekali, seolah bener-benar kami ngga tau apa yang ada didepan kami sekalipun itu jurang atau tikungan, layaknya berada didunia lain yang ngga kami kenal.. bahkan Heri sempat menyinggung soal jalan menuju akhirat yang bakal lebih menyeramkan dari ini. Jalan mulai stabil setelah sampai ditikungan arah pulang, sudah tak securam jalan Candi Cetho. Kali ini Mas Fuad berada di paling depan, saat melewati papan nama Resto Kemuning, Akom menhentikan langkah motor kami dan meminta untuk singgah makan di resto tersebut, mas Fuad dan aku yang sudah melewatinya kahirnya berbalik arah dan masuk ke lokasi tersebut.
Resto Kemuning nampak
ramai, dsebuah resto ditengah kebun teh, dimana dikelilingi oleh hijaunya
tanaman teh. Resto ini terdiri dari beberapa ruang rapat dan tempat
pemancingans eperti layaknya di Pengging atau di Janti, menu yang disediakan
juga tidak jauh beda, seperti Kakap-Nila-Lele baik diolah bakar, goreng, asam
manis dsb, harganya juga menurutku tidak terlalu wah, masih standar harga pada
umumnya. Setelah kami memarkiakan motor, aku dan mb Fafa mencari tempat untuk
makan dan memilih menu makanan, sedangkan yang lain sholat, namun entah kenapa
rasanya menunggu yang lain tidak segera datang, ehhhhh ternyata mereka pada
asyik bermain ATV ditengah guyuran hujan rintik rintik.
Daripada kelamaan, aku memutuskan sendiri menu apa yang hendak kami pilih, tentunya dengan disesuaikan dengan sisa budgetnya. Aku pun memutuskan memilih menu Lele Bakar dan Nila asam manis. Sudah aku tebak sebelumnya kalau pasti bakal lama menanti, dan benar sekali.. kami sudah semakin kedinginan dan kelaparan tapi hidangan tak kunjung datang, baru sekitar pukul 15.00 makanan baru tersaji dimeja setelah kami menungu sekitar 1 jam... suasana pun kemudian menjadi ramai sperti layaknya orang pengungsian yang mendapatkan kiriman makanan,,wkwkkkk....
tak berhenti sampai disitu, ketika kami makan pun, aksi berfoto ria tak lepas dari agenda kami... hingga selesai makan, kami masih saja berfoto bersama, sayangnya tempat yang kami pilih tidak ada penerangan lampunya sehingga saat mengambil foto harus memakai blits dan hasilnya kurang memuaskan, kalau tidak begitu, kamera mesti disetting auto fokus, ddengan syarat kami ngga boleh bergerak karena bergerak sedikit saja, gambar foto akan kabur... (kayaknya emang dasar si fotograper nya ngga profesional kaliii ya,,,wkwkkkkk.,,,,Peace Akromm J ).
Daripada kelamaan, aku memutuskan sendiri menu apa yang hendak kami pilih, tentunya dengan disesuaikan dengan sisa budgetnya. Aku pun memutuskan memilih menu Lele Bakar dan Nila asam manis. Sudah aku tebak sebelumnya kalau pasti bakal lama menanti, dan benar sekali.. kami sudah semakin kedinginan dan kelaparan tapi hidangan tak kunjung datang, baru sekitar pukul 15.00 makanan baru tersaji dimeja setelah kami menungu sekitar 1 jam... suasana pun kemudian menjadi ramai sperti layaknya orang pengungsian yang mendapatkan kiriman makanan,,wkwkkkk....
tak berhenti sampai disitu, ketika kami makan pun, aksi berfoto ria tak lepas dari agenda kami... hingga selesai makan, kami masih saja berfoto bersama, sayangnya tempat yang kami pilih tidak ada penerangan lampunya sehingga saat mengambil foto harus memakai blits dan hasilnya kurang memuaskan, kalau tidak begitu, kamera mesti disetting auto fokus, ddengan syarat kami ngga boleh bergerak karena bergerak sedikit saja, gambar foto akan kabur... (kayaknya emang dasar si fotograper nya ngga profesional kaliii ya,,,wkwkkkkk.,,,,Peace Akromm J ).
Selasai berfoto, aku
kemudian ke kasir untuk membayar, agak terkejut juga sich ternyata total
pengeluarannya tidak sebanyak yang sebelumnya aku prediksikan.. ternyata jauhhh
lebih murah dari apa yang aku bayangkan,,wow,,, sempet aku sampaikan ke mas
Fuad, dan komentarnya tentus eperti biasa “Kok murahhh banget,,, besuk cari
tempat makan yang lebih mahal lagi....” wkwkkkk, dasarrrrr SPV Lebay.....
Aku pikir setelah membayar,
kami akan segera pulang, namun Anna dan beberapa orang lain masih mengajak
berfoto bersama di tengah kebun teh, padahal saat itu gerimis mulai kembali
turun. Pasca selesai berfoto layaknya model sawah-sawahan, mas Fuad mengajak
bermain ATV lagi, dan kali ini aku pun ikut karena ATV nya boleh dipakai
berbocengan. Satu kali sewa ATV Rp. 30.000,- dan mendapatkan 3 kal putaran.
Kala itu mas Fuad tandem bersama Ersad, aku bersama Mas Bayu, lucu juga dech,
karena mas Bayu masih susah mengendalikan ATV nya. Sedangkan mas Fuad sudah
nampak ahli dan justru Ersad dibuat takut sampai teriak-teriak minta turun. Putaran
kedua aku turun, diputaran ke tiga aku gantian tandem sama mas Fuad...
hemmmmmmm, sumpah tuch orang bener-bener awut awutan naiknya, mana tiap ada
kubangan air, ATVnya di gasss poolll, airnya kan otomatis bikin kotor
celanaku... wahhh turun dari ATV sudah layaknya orang habis kecebur got.. kotor
semua celanaku kena air lumpur. Kelar
berATV, kmai melanjutkan perjalanan pulang, untung saja sudah tidak hujan...
Kami kembali melalui jalan
yang sama dengan arah jalan berangkat, ketika hampir sampai di simpang lima
mojogedang, kami berhenti sejenak di pinggir jalan, tepatnya di pinggir penjaja
Durian, sembari melepas mantol, kami pun menikmati Durian terlebih dulu setelah
mas Duad sepakat dengan harganya. 5
Durian dibrandol dengan harga Rp. 20.000,- kami buka di tempat dan kami makan
rame-rame. Duriannya legit sebenarnya, rasanya juga manis dan keras, tapi
sayangnya dagingnya sangat tipis, lebih tebal isinya.. jadi kurang mak nyusss.
Beberapa yang lain membeli Durian untuk dibawa pulang, namun tidak begitu
dengan aku, pasca nyeri yang mendera perutku sejak oprasi usus buntu setahun
lalu, rasanya aku agak kwatir kalau terlalu banyak makan buah Durian, kemarin
saja ngga nyadar karena makan berebutan, ternayta aku sudah makan sekitar 5
biji durian, itupun perutku rasanya mulai kembung dan berhasrat pingin
kentut..wwkkkkk....
Setelah puas makan bersama, kami melanjutkan perjalanan pulang, karena sudah tak ada tujuan lain, kami kemudian pulang masing-masing dan sudah tak berbondong-bondong lagi. Sekitar pk. 17.30 aku dan Febri baru sampai di Palur, kemudian ketika sampai di jembatan Jurug, Heri mengajak untuk lewat pasar Gede sambil liatv Lampion Imlek. Aku pun ngkut saja, sampai dijembatan pasar Gede, ternyata lampion belum nyala, tapi kemi memutuskan untuk berhenti sejenak, baru saja kami berhenti, rombongan Bayu+Asna dan Robin+Anna (yang sekarang jadi bahan olok-olokan dan saling di maxcomblangin) datang juga dan ikut berhenti... tak berapa lama, lampu lampionpun menyala..hahaa, dasar kayak orang kampung yang ngga pernah liat lampu, kami cewek-cewek pun heboh foto2 dengan view pemandangan lampu lampion, eitttt tapi jangan salah.... ngga cuman kami lho yang nongkrong disana, masih ada puluhan orang lain tersebar disetiap tepi jalan hanya untuk sekedar berpose disekitar lampion atau hanya sekedar nongkrong doank... karena sudah pukul 18.15 an, kami melanjutkan perjalanan pulang. Ketika sampai di depan pasar Klewer, 3 motor lain berhenti memilih untuk berhenti untuk sholat Maghrib disebuah masjid didepan pasar Klewer, namun karena aku tau Febri udah sangat capek, begitu juga aku, lagian celanaku juga kotor sekali, ngga mungkin juga sholat dalam kondisi celana penuh lumpur. Kami pun memutuskan untuk langsung kembali ke rumah Robin mengambil motor Febri dan pulang. Hemm, sepanjang perjalanan dari Purwosari sampai Gumpang, aku hanya fokus pada HP dan ber whatspan dengan beberapa rekan dari ICI yang saat itu juga sedang otw pulang dari Pekalongan. Ketika sampai disekitar barat Gumpang, aku dan Febri sama-sama blank, seperti ngga ngenalin udah sampai daerah mana,,,mungkin karena capeknya jadi ngga fokus, bahkan aku mesti mikir agak lama, jangan-jangan rumah Robin sudah terlewa, tapi ternyata belum.. sesampainya dirumah Robin, sudah ada Ersad, Sokin , Mas Bowo dan Ekshan yang menanti. Aku tak perlu menunggu lama, karena sudah capekkkk aku pun kemudian pulang. Dan berakhirlah touring kaliii ini dengan capekkkkkk tapi senanggggggggggggggg...
#Forza Inter Milan 1908#
Setelah puas makan bersama, kami melanjutkan perjalanan pulang, karena sudah tak ada tujuan lain, kami kemudian pulang masing-masing dan sudah tak berbondong-bondong lagi. Sekitar pk. 17.30 aku dan Febri baru sampai di Palur, kemudian ketika sampai di jembatan Jurug, Heri mengajak untuk lewat pasar Gede sambil liatv Lampion Imlek. Aku pun ngkut saja, sampai dijembatan pasar Gede, ternyata lampion belum nyala, tapi kemi memutuskan untuk berhenti sejenak, baru saja kami berhenti, rombongan Bayu+Asna dan Robin+Anna (yang sekarang jadi bahan olok-olokan dan saling di maxcomblangin) datang juga dan ikut berhenti... tak berapa lama, lampu lampionpun menyala..hahaa, dasar kayak orang kampung yang ngga pernah liat lampu, kami cewek-cewek pun heboh foto2 dengan view pemandangan lampu lampion, eitttt tapi jangan salah.... ngga cuman kami lho yang nongkrong disana, masih ada puluhan orang lain tersebar disetiap tepi jalan hanya untuk sekedar berpose disekitar lampion atau hanya sekedar nongkrong doank... karena sudah pukul 18.15 an, kami melanjutkan perjalanan pulang. Ketika sampai di depan pasar Klewer, 3 motor lain berhenti memilih untuk berhenti untuk sholat Maghrib disebuah masjid didepan pasar Klewer, namun karena aku tau Febri udah sangat capek, begitu juga aku, lagian celanaku juga kotor sekali, ngga mungkin juga sholat dalam kondisi celana penuh lumpur. Kami pun memutuskan untuk langsung kembali ke rumah Robin mengambil motor Febri dan pulang. Hemm, sepanjang perjalanan dari Purwosari sampai Gumpang, aku hanya fokus pada HP dan ber whatspan dengan beberapa rekan dari ICI yang saat itu juga sedang otw pulang dari Pekalongan. Ketika sampai disekitar barat Gumpang, aku dan Febri sama-sama blank, seperti ngga ngenalin udah sampai daerah mana,,,mungkin karena capeknya jadi ngga fokus, bahkan aku mesti mikir agak lama, jangan-jangan rumah Robin sudah terlewa, tapi ternyata belum.. sesampainya dirumah Robin, sudah ada Ersad, Sokin , Mas Bowo dan Ekshan yang menanti. Aku tak perlu menunggu lama, karena sudah capekkkk aku pun kemudian pulang. Dan berakhirlah touring kaliii ini dengan capekkkkkk tapi senanggggggggggggggg...
With my Patner |
#Forza Inter Milan 1908#