Sunday, September 20, 2015

Ceritaku di Masa Itu



1 September 2013
Tanggal ini tepat jatuh di hari Minggu, awal bulan September yang aku harapkan menjadi benar-benar September ceria. Sudah 3 hari ini aku mengalami kegalauan dan harap harap cemas karena seharusnya tamu bulanan yang semestinya sudah datang jumat atau sabtu kemarin ternyata belum kunjung datang juga. Bahkan, hari ini aku dan koko sengaja pergi untuk berlibur dan refreshing ke Kemuning, selain memang sudha lama ingin sigle touring didaerah yang adem, aku sedikut sengaja ingin membuat tubuhku kecapekan, siapa tahu setelah capek si tamu datang juga. Sepanjang perjalanan terkadang aku sesekali merasakan kram dan sedikit tanda tanda lain kalau tamu itu mau datang,aku emang agak cemas juga karena aku selama ini tidak pernah sekalipun terlambat haid (kecuali dulu waktu mengkonsumsi obat hormone resep  dari dokter). Harap-harap cemas terus bergelayut dihatiku ini, berharap sich semoga emang tamu itu ngga lagi datang yang artinya bakal ada calon dede yang hidup dirahimku, amin. Sampai sore hari, ternyata tamu itu belum datang juga, lagi-lagi cemas dan bertambah gaalu, terlebih besuk senin aku berniat hendak puasa (nyaur puasa Ramadhan yang sempet hutang 8 hari). Karena takut besuknya kecewa udah puasa dapat sehari, eh belum dul takut kalau si tamu udah datang, tapi aku kembali yakin aja dech, kalau toh emang mesti seperti itu hidup yang mesti aku jalani, ya Walalhuallam kan?. Koko ku pun juga menyarankan untuk puasa aja. Akhirnya aku memilih jika hasil pertandingan dini hari Inter Milan vs Catania, Inter sukses menang, berarti itu jawaban kalau aku diizinkan untuk Puasa. Dan aku pun melanjutkan niat ibadahku tesebut.
2 September 2013
Dengan sedikit keyakinan mampu menuntaskan puasa hari ini, aku tetep berusaha memegang teguh kalau apapun yang terjadi sudah menjadi rencana Ilahi. Dari waktu Dhuhur sampai Ashar, si tamu belum juga datang. Berhara semoga aku bisa menyelesaikan puasa hari ini sampai akhir.  Dan karena rasa pensaran yang teramat dalam, aku pulang kerja mencoba untuk mampir ke apotek beli testpack (tamu ku bukan tipe yang molor datang, selalu lebih awal dari tanggal sebelumnya), sampai dirumah, kebetulan aku temukan rumah sedang kosong, ngga tau Mami ku lagi kemana. Aku langsung saja coba test itu meskipun anjurannya sehabis bangun tidur. Harap harap cemas karena aku sering melakukannya ketika penasaran menyerang, dan selalu hanya satu garis yang aku temui. Dan kali ini setelah menunggu beberapa menit, ada garis kedua yang masih sangat samar-samar dan tipis. Aku berharap ini pertanda baik dech. Aku pun melanjutkan aktifitas sore seperti biasa. Dan tak lupa sempat mengabari koko dengan hasil tersebut. Alhamdulliah, akhirnya sampai suara Adzan Mahgrib berkumandang, aku lulus menjalankan ibadah puasa hari ini.
3 September 2013
Pagi pagi buta aku bangun (sekarang sering banget terbangun jam 3 pagi), karena udah kebelet pipis, aku putuskan untuk melakukan test lagi dengan testpack beda merk yang sudah dibelikan koko sepulang kerja tadi. Dengan harga dan merk yang lebih tinggi, berharap hasilnya lebih kelihatan. Setelah beberapa menit, ternyata masih tetep saja samar-samar dan tipis. Harapan dan harapan terus aku tanam dalam hati. Melihat expresi suami, aku ikut senang rasanya. Yang jelas setelah muncul 2 garis itu aku lebih yakin menjalankan ibadah puasa hari kamisnya. Sembari harap harap cemas aku terus mencari info dari google. Pagi hari sebelum berangkat kerja, aku bilang Mami kalau sementara mau stop dulu minum jamu kunir putih (awalnya untuk mengendendalikan kista ku). Mami pun bertanya dan aku menjelaskan sedikit serta menunjukkan hasil test itu, Mami pun suruh sekedar menunggu lagi biar lebih jelas.
6 Septembet 2013
Jumat sore ini akhirnya aku dan koko memutuskan untuk mencoba cek up kedokter. Selain memastikan benar tidakna tanda samar di testpack tersebut, aku juga ingin sekedar tau kondisi kesehatanku. Setelah beberapa hari sebelumnya sempat sharing dengan mantan teman kuliah melalui Whatapps, akhirnya sore ini aku dan suami niat ke dr Obygn. Kami berangkat setelah sholat Mahgrib, kami langung menuju RB yang dulu biasa aku kunjungi. Sampai disana ternyata dr. SPOG nya baru akan datang nanti jam 21.00. Karena jam juga baru pk. 18.45, koko memutuskan untuk mencoba pindah tempat lain saja. Salah juga sich karena aku ngga telpn dulu ke RB nya. Akhirnya dengan terpaksa mencoba ke RB yang lain, denger cerita-cerita temen, agak kurang sreg juga karena denger-denger dokternya genit. Sampai disana, aku dapat antrian ke 3. Dua ibu-ibu muda lainnya udah kelihatan hamil tua. 30an menit kemudian baru sang dr turun (kebetulan itu RB juga rumah pribadi dia). Setelah nunggu beberapa menit. Akhirnya kami masuk. Dr. nya emang ramah dan agak lucu, kami disambut dengan lelucun-lelucun khas dr (udah biasa denger dr ngelucu tipe-tipe kayak gitu). Setelah ditanya muter-muter soal proses oprasi usus buntuku, akhirnya si dr mulai memainkan alat usgnya, dan menurutnya, belum ada tanda-tanda kehamilan dirahimku. Dr juga sempat menanyakan testpack nya, yang atas saran temanku kemarin aku suruh membawanya. Dr masih belum percaya dengan 2 garis yang samar2 itu. Justru yang bikin nyeseg, setelah dr itu tahu aku dan koko menikah hampir 1.5 th dan belum pernah hamil, si dr langsung menyarakan dan meminta perawat membuat surat pengantar tes sperma (what??tanpa babibu,, Tanya apakah kami selama itu kumpul terus, atau emang sengaja menunda???Noooo.. dan dari detik ini aku mulai tidak respect dengan keputusan sang dr. ) bukan terlalu berharap aku hamil, tapi ya kenapa ngga suruh nunggu or datang lagi 2-3 minggu, Kalu ternyata emang akhirnya aku haid atau emang ngga hamil, baru deh nyuruh test ini itu. Pulang dari RB itu, aku agak ill fell, bukan kecewa karena kehamilan itu belum kelihatan, tapi kecewa dengan keputusan dr.
7 September 2013
Pagi ini koko ku berencana untuk melakukan test yang disarankan oleh dr. Tapi karena aku dah terlanjur ill fell, dan ngga respect. Aku ngga ngizinkan koko ku melakukan test itu. Emang dulu aku berharap koko mau melakukan itu, tapi aku harus kembali bersabar. Kalau memang akhirnya dalam waktu beberapa minggu ak dinyatakan tidak hamil, baru koko aku izinkan untuk test, itupun kalau ia mau.
12 September 2013
Karena tiba-tiba selama seharian ini aku merasa perut sebelah kanan bawah, lokasi kista dulu bersarang terasa nyut nyut nyut dan intensitasnya makin kenceng, sore aku minta koko antar ke dr. Kali ini aku telepon dulu sekitar jam setengah lima sore, dan disuruh telepon lagi setengah 6. Pas setengah 6 lebih dikit aku telepon, ternyata baru aja dr prakteknya izin mau jagong. Alhasil aku batalkan untuk periksa. Kemudian aku cerita ke koko kalua ibu dr yang dulu banget aku pernah konsultasi juga buka praktek disalah satu klinik baru di daerah Mojosongo. Ketika aku selesai mahgrib, koko bilang kalau ibu dr masih ada di klinik tersebut sampai pasiennya habis. Tanpa babibu, akhirnya aku langusng minta diantar. Sepanjang perjalann aku terus berdoa.. dan sampailah diklinik yang aku tuju, setelah Tanya salah satu perawat disana, ternyata ibu dr nya baru saja pulang dan tidak praktek lagi pada sore itu. Kecewa cukup terasa dihatiku, sepanjang perjalanan pulang aku nangis dan berfikir apapun yang terjadi sudah jadi kehendak Allah. Sakit perut sebelah kanan masih terasa nyat nyut, tapi kemudian berangsur angsur mereda.
13 September 2013
Friday the 13. Tepat disore ini aku kembali memutuskan untuk periksa lagi ke dokter, sebenarnya masih belum yakin kehamilan itu akan kelihatan, karena kata temen telat 2 minggu belum kelihatan. Cuman dua hari ini perut bawah rasanya nyeri dan tanda-tanda waktu kista nya sakit itu seperti mau kambuh lagi. Karena takut akhirnya aku ajak koko perikasa lagi. Sebelumnya pagi aku dah sempet sharing dengan rekan satu kantor dan minta nomor telepn untuk pendaftaran. Akhirnya via sms aku daftarin diri dulu, dapat no 21. Sorenya sebelum mahgrib aku dan koko udah sampai di tempat klinik ibu dr itu. Sesampai disana udah banyak banget yang antri, dan ternyata urutan antri tergantung daftar ulangnya, yang daftar ulang sore trus ditinggal ternyata banyak banget. Habis Magrib itu bu dr nya baru datang. Aku memilih sholat Maghrib dulu dimoshola klinik. 1 jam-2 jam menunggu cukup lama sekali, malah sakit kepala sebelahku kumat. Haduw rasanya pingin ndang pulang dan bobo aj, Sepertinya aku kelaparan karena belum sempat makan. Tepat pkl. 20.00 namaku dipanggil, itupun masih nunggu antrian didalam sekitar 15 menit. Dan akhirnya aku dan suamipun punya kesempatan masuk keruang praktek dr wanita ini yang setahun lalu aku sempat pernah periksa karena nyeri diperut bagian bawah. Dr itu Tanya Tanya singkat dan menanyakan hasil testpack ku meskipun ia tidak menanyakan testpacknya. Akhirnya aku diminta baring dan dicek rahimku melalui USG perut. Dr sempat bertanya saat mengetahui bekas jahitan diperutku. “Kistanya dioprasi?” Tanya bu dokter, “Ngga dok, itu oprasi usus buntu, bahkan kistanya ketauan sebulan setelah saya oprasi usus buntu”. Bu dokter pun kemudian melihat isi rahimku melalui layar monitor. Beliau menyebutkan kalau memang ada penebalan dinding rahim, namun janin nya belum kelihatan. Dan saat di cek lagi, kista yang sebelumnya besarang di perut sebelah kanan dengan ukuran 5,8 cm katanya sudah tidak terlihat/ hilang. Subuhanallah… aku cukup tenang dan gembira setelah tau kista itu tak lagi bernaung di tubuhku, meskipun masih penasaran karena janin belum juga terlihat, tapi setelah aku cek tanya teman dan googling, emang terkadang yang abru telat 2 minggu embrionya belum keliatan. Dr memberi aku obat penguat sama vitamin yang harganya lumayan tinggi. Bu dokter juga berpesan untuk tidak terlalu capek dan banyak aktivitas. 2 minggu lagi diminta untuk balik cek up lagi, semoga tidak ada flek2. Amin.  Dan akhirnya…agenda piknik hari minggu lusa terpaksa aku batalkan…
Semoga periksa berikutnya udah kelihatan embrionya, dan berada dalam posisi rahim yang tepat dan normal. Semoga Allah memberikan kelancaran hingga kelahiran kelak. Insyallah kesabaran akan berbuah hasil dan akan indah nanti pada awaktunya.
Semangat Iin..
18 September 2015
Dua tahun berlalu………………………………………………………….
Bukannya aku salah nulis tahun, tapi memang cerita diatas tak sempat aku lanjutkan di dua tahun yang lalu. Bukan karena tidak ada waktu untuk melanjutkannya, tapi mungkin karena rasa trauma dan keengganan yang nyaris memuatku tak bersemangat lagi di kala itu. Mungkin kali inilah saatnya aku melanjutkan kisah yang terhenti di 13 September 2013. Sejak periksa dari dr Prita, pola kehidupanku memang agak berubah, mulai rajin minum susu bumil, udah ngga boleh ikut piknik, diminta yang hati-hati. Harapan dari sebuah penantian selama 1,5 tahun seoalh sudah dihadapan, orang tua dan mertua Nampak begitu senang mendengar aku hamil (meskipun memang sat usg embrio belum terlihat). Beberapa hari pasca itu, perut ku terkadang masih terasa nyeri, sempet googling juga, dan katanya sich wajar… selain nyeri, area kewanitanku sering basah karena keputihan yang cukup deras, kadang bikin was was karena takut bukan keputihan tapi malah darah mens. Denger denger juga wajar kalau keputihan karena itu pengaruh pH.
Minggu terakhir dibulan September kala itu, aku berniat seperti biasa pulang mudik sama suami ke Sambi di tiap akhir pekan, awalnya mami melarang, disuruh istirahat aj, tapi akunya nekat karena mungkin agak sok belagu kuat dan pingin aja beraktifitas biasa meskipun hamil muda. Sepulang kantor, ak mampir dulu ke Luwes beli susu Bumil, karena ada promo, akhirnya aku beli satu gratis satu. Habis itu mampir dulu juga beli mie ayam, sepanjang makan mie, perut ku sebelah bawah kok jadi nyeri kayak mau mens gitu, trus juga area kewanitaan agak basah. Akunya masih cuek aja, ketika sampai dirumah, baru dech aku liat, hmmmmm, agak dag dig dug karena ada flek coklat dicelana, langusng googling, mungkin itu penempelan embrio ke dinding rahim kaliii, masih tetep positif thinking…
Sampai malam aktifitas nonton film tetep lanjut, bahkan sampai ketiduran juga… tengah malam saat terbangun, kok merasa makin basah aja tuch daerah bawah.. ngga kepikiran ke KM deh, langsung aj aku cek di kamar, Masyallah…….seeeerrrrrrrrrrrrrrrrrr, darah seperti terlepas dari jantung karena si jantung berdetak sangat keras. Basah basah yang sebelumnya putih, kini menjadi merah….Mens kah aku??? Atau kegugurankah aku? Perut masih fine fine aja, masih adem ayem belum berontak. Aku langsung bangunkan suami, dianya juga kaget…tapi ngga tahu kok trus kayaknya dia bisa tidur lagi. Aku-nya mencoba untuk ikut tidur, berharap darah ngga makin banyak. Tapi kok ngga nyaman, minta dech antar suami ke KM. Darah keluar layaknya Mens biasa, perut masih santé, badan masih bisa jalan, meski mental udah amburadul… dibawa dech buat tiduran… tapi tetep ngga bisa tidur karena kepikirannya yang macem macem…nangis,,,yach tentu air mata udah banjir di pipi, my koko??? Ngga tau dech dia kea lam mana,,dan seperti apa, yang aku tangkap cuman dia terpejam dengan suara dengkurnya…  Detik demi detik aku lewati, mata ngga bisa merem karena mendadak bayangan Mami nongol di depan mata… andai saja kemarin dengerin nasehat mami, tapi aku ngga boleh nyalain keadaan juga sich..cuman aku ngga tau gimana mau ngabari Mami dengan keadaanku ini, aku yakin mami pasti lebih sedih dan kecewa,,,,lebih lebih pasti luar biasa khawatirnya… semakin lama aku melek, perut terasa semakin sakit…sakit…dan luar biasa sakitnya…. Udah lebih dari rasanya sakit waktu mens. Makin lama kok makin nambah mules, pingin bab juga.. bangunin dech my koko bear, antar lagi ke KM yang emang berada di luar rumah…
Setelah beberapa menit bersemedi, si BAB keluar juga, tapi perut masih luar biasa sakit… nah pas mau cebok nih (Maaf yach,,,,bahasa sama temanya agak jorokkk dari tadi nich)… pas di mulut kemaluan kok ada sesuatu yang mengganjal, pikirku sich gumpalan darah mens kayak biasa, aku guyur air tetep ngga mau lepas, agak aku tarik ngga bisa… punya inisiatif agak ngeden dikit sich…hufttt,,, saat proses keluar,,,,Masyallah..perutku nyeriiiinya sangat ngga karuan,,, dan siapa yang ngga terkejut.. setelah something tadi terlepas, dan aku rasa emang agak besar, juju raja aku penasaran pingin liat karena emang masih ada di telapak tangan kiriku…Ya Allah Tuhanku, itu gumpalan darah yang besar, nyaris menuhi telapak tangan, dan bentuknya itu seperti embrio berselaput tipis. My Koko bear yang diluar aku kasih liat, dia juga kayaknya agak shock, ngga tahu dan bingung mau ngapain, ya udah aku buang aja..
Setelah istirahat, ibu mertua mulai bertanya kenapa dan ada apa?? Aku udah ngga bisa njawab karena juga ngga tau what wrong with my body and my baby…
Karena khawatir, ibu mertua akhirnya manggil bidan kerumah, aku nya duruh badrest d tempat tidur, ngga boleh kemana-mana…berhubung setelah itu ibu mertua ada acara ke Boyolali, tinggal aku sama Koko Bear, aku udah feeling calon anakku udah luruh, maybe gumpulan darah yang tadi sempat aku keluarkan.. koko udah ngalarang aku turun dari tempat tidur, tapi aku ngga bisa pipis kalo ngga jongkok/ duduk. Selama nunggu ibu pulang, aku sempet ngabari Mami,,,nangis nangis dech aku di kamar, walaupun cuman keluar air matanya doank, bukan trus mewek dan teiak teriak. Seketika aku pingin banget pulang, pingin ketemu Mami, pingin ada dideket Mami…rasanya tuch udah berantakan banget. Al hasil, sekitar pagi menjelang siang, aku diantar Mertua pake mobil om Dodo, karena koko bear ngga berani bawa aku pulang motoran (sempet merengek minta pulang kerumah pake motor aja).
Sesampai dirumah, ketemu Mami, rasanya udah agak plong, perut juga udah ngga sesakit tadi, darah juga ngga banyak keluar, normal kayak Mens aja sich (Nulis ini aja air mata udah ngga bisa dibendung, pantesan aku dulu ngga sanggup lanjutin nulis). Di kamarku istanaku, aku bisa sedikit terlelap tidur, mami berulang kali menenangkan dan mengikhlaskan, tapi tetep aja rasa bersalah dan entah perasaan nano nano apa dihati, masih saja ngga bisa dijelaskan. Menjelang sore, aku minta di antar ke Bidan, supaya tahu harus bagaimana. Mami pun mengantarku ke bidan Miranda yang notabene tetangga Budheku di lain kampong. Sama bu Miranda, aku disarankan untuk kiret saja di Yarsis, nanti ketemu sama Dr. Cici. Karena kemungkinan minggu sore bu Cici ada di RS jadi bisa langsung ditangani.
Akhirnya aku diantar sama temennya ibu ke Yarsis, disana di cek pemeriksaan dalam trus dibawa ke ruang bersalin sambil nunggu USG. Sekitar habis Isya, aku dibawa ke ruang USG, sama petugas disana, katanya sich tidak ditemukan embrio atau apalah, lha trus berarti gue ngga hamil dunk??? Sempet Tanya juga soal kista, yang juga tidak ditemukan.. usai USG, balek dech ke ruang bersalin, sambil nunggu info lanjut. Sempet sich nontn inter vs mana lupa, Internya menang telak, habis itu nontn final Piala Indonesia kayaknya…mana pake perpanjangan waktu dan adu penalty, padahal udah pingin merem karena migraine menyerang. Baru juga tidur 15 menit, perawat masuk dan bilang, urineku masih positif, besuk pagi kiret, mala mini mau dibuka dulu jalan lahirnya… wah ngga ngerti dech sama bahasa medis, yang pasti nich, perawat udah nyiapin alat yang sangat mengerikan (aku aj sampai sekarng ngga mau browsing tuch alat di Google, takut illfell aja), kaki mulai di kangkangin pake penyangga kaki yang ada di tempat tidur…dan mulai dechhh, sebuah alat di masukkan ke dalam lubang vaginaku dengan tujuan memasang alat Lamina atau apa lah, untuk membuka jalan lahir….sumpahhhhhhhhhhhhh, aku sepertinya kapokkk setengah mati, 99% dalam hidupku rasanya udah ngga mau kayak gini lagi, dan untuk kali pertama dalam hidupku, aku merasakan trauma dan takutnya minta ampun.. bahkan setelah selesai pemasangan, setiap ada perawat yang datang, aku selalu Tanya, besuk di bius ngga mba? Besuk sakit kayak tadi ngga mb? Meskipun si perawat selalu bilang, besuk dibius mb, tapi emang dikit dosisnya. Tetep aja tuch, ngeri sampai mirisnya ngga ilang-ilang. Dari jam 12 malam sampai denger adzan Subuh ak udah ngga bisa tidur normal, masih ngrasa ngerrriiii banget nich..
Senin pagi, sekitar pukul 08.00 yach lebih dech kayaknya, proses kiret akan segera dimulai. Perawat udah mulai ribet kekanan kekiri, alat-alat medis mulai terdengar dipersiapkan, dan datanglah perawat menyuntikkan obat bius melalui selang infuse, akunya disuruh berdoa dan membaca Al Fatihah dengan keras.. Takut?? Udah mbahnya takut dech, rasanya pas oprasi usus buntu ngga gini gini amat… makin lama aku makin tertidur, udah kayak dihipnotis Romy Rafael dech… ngga tau berapa lama, tapi diakhir akhir acara kiret, biusnya mulai ilang, mataku mulai sedikut melek karena mendadak nyeri yang semalam bisa aku rasakan, seperti ada sesuatu yang menggaruh isi rahimku, perawat yang memegangi tanganku dengan sabar berkata “Udah mau selesai mb… sebentar lagi ya” suara perwat itu terdengar jelas, namun aku kemudian tertidur lagi, Bangun bangun udah ada Mami, My Koko, sama Mertua masuk ke ruangan. Masih dengan mata yang berat,,, trus tertidur lagi pelan… sampai akhirnya 99% nyawa kesadaranku terkumpul juga.
Aku diperbolehkan pindah kamar, makan dan diizinkan pulang sore harinya. Hikss, nyesegnya lagi aku satu kamar sama mba-mba yang habis cesar, mana suara tangis dedeknya kenceng banget,,,,, rontok dech pertahananku kala itu… Sempet bertanya sama Tuhan, Adilkah ini???? Tapi aku harus tetap istiqomah,, harus tetap bersabar dan tidak melepas keimanan.
Sebelum maghrib aku udah sampai rumah, budhe sama bulek udah pada di rumahku semua, akunya masih merasa fit dan daripada ngga bisa moveon, langsung dech tancap laptop, ngelarin laporan yang tertunda. Saying di saying, tengah malamnya….lambung nyeriii kambuh (Menurutku sich aku alergi sama obat obatan antibiotic, perut langsung kayak kena magh).. wah sakit masihhh terus mengikutiku… seharian aku udah ngga bisa ngapa-ngapain… baru dech sore mulai enakan, meskipun badan jadi demam tinggi banget, tapi alhamdullah, setelah minum teh panas, tidur, malamnya udah baikan.. cumannnnnnnnnnnnnnn…belum kelarrrr nich…cumannnn esuk harinya perut bagian rahim, njaremmnya luar biasa..baru kerasa kayaknya efek kemarin di garuk garuk gitu… udah buat jalan susah bener, duduk mau berdiri aja ngga bisa… Alhamdulliahnya, aku masih bisa istirahat dirumah selama 1 pekan, kerjaan juga bisa aku handle dirumah. Senin berikutnya aku udah fit, udah move on, dan udahhhh semangat untuk melanjutkan hidup. Untuk masalah momongan?? Subhanallah,, rasanya justru waktu itu jadi plong, ngga ada beban, paling tidak aku pernah hamil, artinya aku sama suami sehat, besuk kalau emang rezeki, Allah pasti ngirim pengantinya. Pasca kiret itu, aku jadi mulai aktif bersosialisasi di ICI, nyenengin diri,, udah dari dulu pingin gabung bareng pecinta Intermilan.
Ngga cuman ngumpul sama anak ICI, aku jadi keranjingan sama touring bareng My Koko, yap.tetep pake scorpionya itu, kemana aja deh,, pokokknya punya segudang tujuan yang ingin kami kunjungi. Intinya melepaskan diri dari ketegangan, mengikhaskan dari kehilangan, dan berharap untuk anugrah dimasa depan…
2 Sepetember 2015
Lha kok tanggalnya jadi mundur….salah nulis karena ngantuk nich ya??? Ngga juga kok.
Ini adalah tanggal indahhhhhhhhhhhh dan hari dimana seluruh kehidupanku berubah drastis… Tanggal dimana Allah menjawab doa dan kesabaranku, Hari ini my Superhero mungil terlahir di dunia, tak banyak orang yang tau kapan dan seperti apa aku mengandung, karena emang selama 9 bulan, nyaris aku ngga pernah posting atau nyetatus soal kehamilanku, lebih lebih si dedek kayaknya ngga mau showoff, karena aku yang biasanya hoby selfie, jadi bener-bener males buat foto foto, Yang jelas…. Kini telah ada si mungil yang menjadi belahan nafasku  dan separuh lebih nyawa hidupku. Welcome in my Life…. Dahayu Adrinta Alianovna… Lindungi dia Ya Allah, selalu sehatkan dan panjangkanlah umurnya…jadikan ia anak yang Sholehah, dan izinkan aku menjadi orang tua yang bertanggung jawab untukny. Aamiin….

2 comments:

  1. Haru baca ceritanya mba. Semoga selalu diberi kesehatan utk mba sekeluarga ya.. Bulan lalu aku pun br mengalami keguguran, persis seperti mba, sok kuat 😁
    Ikhlas, percaya dgn rencana Allah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat yach... Allah pasti bakal kasih ganti di waktu yang tepat. Aku akhirnya juga sudah dikasih titipan yang lucu, udah umur 1th.
      semoga segera nyusul. Aamiin

      Delete