Sunday, September 15, 2013

Jejak Petualang : Kunjungan Dadakan ke Parangtritis-Prambanan



Single Touring yang mau aku angkat kali ini adalah sebuah perjalanan dadakan diluar rencana. Tepatnya senin, 16 November 2009 silam. Berhubung aku ngga ada teman untuk mengikuti panggilan interview disebuah Bank PemDa didaerah Jogja dank arena aku buta jalan wilayah Jogja, maka aku pun mengajak Koko ku yang kala itu kami masih dalam status pacaran. Setelah kokoku mendapat izin untuk tidak masuk kerja dihari itu, maka kami pun berangkat menuju ke sebuah lokasi didekat kampus UGM dimana interview itu diadakan. Sekitar 1 jam lebih sedikit, sampailah kami disana. Aku sendiri agak lupa waktunya jam berapa, tapi seingatku masih cukup pagi, mungkin sekitar Pkl. 08.30.
Setelah memarkirkan motor, yang saat itu mengunakan motor Supra milik koko, kami pun berjalan masuk ke sebuah gedung setelah aku bertanya pada beberapa orang yang sduah keluar dari gedung itu.  Terbersit juga sich kenapa kok udah pada balik secepat itu. Sebelumnya aku perlu ungkapkan kalau aku medapat info lowongan Bank ini dari salah satu teman kampusku, aku sedari awal sudah pesimis kalau hendak memasukkan lamaran ke Bank-Bank gitu, selain dulu aku tidak berpenampilan menarik (hahaa, emang sekarang meanrik apa yach???GR), postur tubuhku yang ngga nyampe 155 cm ini, tentu saja akan embuat aku sukses terdepak paling awal diantara para pelamar yang lain,,, hehee. Tapi sekedar menghargai info yang diberikan temenku itu, dan berhubung lamaran dilakukan hanya dengan mengisi  form secara Online, akhirnya aku iseng-iseng saja, siapa tau berhadiah. Dan selang beberapa minggu kemudian, datang surat pos yang berupa formulir undangan. Akhirnya setelah aku fikir-fikir, aku memutuskan untuk iseng saja melengkapi persyaratan itu, kalau toh ada yang teman untuk datang, aku akan datang, kalau tidak ya tidak, lagian kalau saja diterima, mau ditempakan dimana nanti diriku?, aku sendiri bahkan buta area Jogja.
Kembali ke gedung tempat interview, Kami kemudian naik kelantai 2. Dampai disana sudah banyak sekali perempuan yang mengantri untuk interview, tapi aku sendiri juga tidak paham, karena ketika aku sampai, aku mencari informasi, dan langsung di persilahkan untuk menuju kesebuh ruangan. Aku tak segera beranjak dari tempat kuberdiri karena masih melihat-lihat betapa banyaknya mereka yang berniat untuk menari pekerjaan. Dan mataku pun tertuju pada sebuah ruang yang tadi sempat disebutkan, tepat dipintu masukknya terlihat ada tali yang dibentangkan didepan puntu, dan aku tau pasti itu adalah tali untuk mengukur ketinggian. Wanita yang ada didepanku kebetulan lebih tinggi beberapa senti dari ku, setelah disuruh melepaskan sepatu high heels nya, ia mencoba masuk, namn saying rambutnya pun tidak menyentuh tali tersebut, ia bahkan sampai jinjit-jinjit, namun petugas didepan pintu tidak mengijinkan dia untuk masuk. Terlihat desahan kekecewaan dari wanita itu, lalu ia pun berlalu, dan kini giliranku. Tidak usah perlu dites saja, dari kejauhan pun aku sudah yakin kalau tinggiku tidak akan emnjangkau itu sekalipun aku memakai high heels 5 cm. Setelah melepas alas kaki, aku berdiri didepan pintu, dan memang aku yang pendek itu tidak diizinkan masuk, petugas yang seolah seperti malaikat penunggu pintu surga/neraka itu meminta maaf padaku dan mengatakan untuk mencoba lain waktu, (lain waktu whattt? Dipikinya makan genter trus bisa langusng nambah tinggi 1 meter apa ya??..*genter=tiang tinggi yang terbuat dari bambu biasanya untuk memetik buah yang tidak bisa dijangkau dengan tangan).
Jujur, aku sendiri tidak ada sedikitpun rasa kecewa, karena emang sedari awal udah pesimis dan tidak terlalu suka dengan kerjaan di Bank. Namun dengan begini pun aku mendapatkan sebuah pengalaman lain, dan saat aku menatap didalam ruangan yang dimana aku tidak diizinkan masuk tadi, aku lihat ada beberapa meja dan para interviewnya, so siapa saja yang lolos masuk, mereka akan dipertemukan dengan para interviewer disana.
Setelah itu, aku menghampiri koko ku dan memutuskan untuk kembali, tapi berhubung waktu masih sangat pagi, sekitar pukul 09.00 aku kemudian punya ide untuk mengajak koko ku jalan-jalan saja. Entah saat itupun ngga tau aku ingin kemana, alhasil, koko puny aide untuk coba-coba ke Parangtritis saja. Dengan bermodal iseng dan serba dadakan, akhirnya koko ku pun melajukan motornya menuju ke Pantai Parangtritis.
Karena masih lumayan pagi, dan kebetulan juga hari itu adalah hari senin, so suasana pantai selatan ini pun agak lengang, bahkan saat kami datang hanya ada beberapa motor saja yang berparkir disana. Dengan kondisi saltum alias salah kostum, kami pun melangkahkan kaki menuju ke pasir pantai. Aku yang kala itu memakai pakaian batik ijo muda (busyetttt…baru nyadar sekarang kalau dulu ternyata aku pakai baju yang jadi mitos warna larangan di Pantai Selatan itu, Alhamdullah dech sampai sekarang kami masih sehat wal afiat, masih hidup dan masih diizinkan Allah untuk terus bersama. Segalanya tergantung niat dan hati kita masing-masing yach? Insyallah kalau niatnya bersih dan ngga neko-neko, akan selamat dan slalu dilindungi Alla. Amin), kembali ke pasir pantai selatan. Selain dengan batik ijo, aku juga pakai celana kain dan sepatu high heels. Sumpeh, bener-bener 100% salah kostum. Dan betapa susahnya berjalan diatas pasir pantai dengan sepatu berhak tinggi, akhirnya ketika mendekati air, aku memilih melepas sepatuku itu, sayangnya pasir pantai yang kering lumayan membuat kakiku kepanasan, alhasil..aku pun memakai sandal koko ku yang ukurannya luar biasa raksasa, jadi seperti naik kapal rasanya. Sambil menjinjing tas dan sepatu, kami menyempatkan diri untuk berfoto-foto ria diterik nya matahari 16 November 2013 itu. Suasana pantai sangat sepi, hanya segelintir orang saja yang terlihat berada disekitar pantai. Setelah sekitar 1 jam kami disana, akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi kunjungan dadakan ini, dan kembali pulang.
Sepanjang perjalanan aku masih merasa aneh saja, tujuan awal ke Jogja ternyata justru berakhir dengan perjalanan seru yang tak terduga. Tidak sampai disitu saja, karena waktu masih agak siang, kami memutuskan untuk mampir dulu ke Prambanan ketika kami sempat melewati daerah kalasan sewaktu pulang. Kembali lagi kami berpetualang aneh. Setelah sekitar kurang dari 1 jam perjalanan dari Paris, sampailah kami ke Prambanan. Setelah parkir, kami menyusiri jalan menuju ke lokasi Candi. Disekitar jalan yang kami lintasi, nampak beberapa kios cinderamata tutup, tidak seramai saat aku mengunjungi tempat ini disaat hari libur. Setelah masuk area Candi (aku udah agak lupa berapa harga tiket masuknya saat itu, Rp, 6000.00 per orang kayaknya) kami mesti harus melewati jalan setapak menuju ke lokasi Candi.
Membahas soal Mitos lagi, di setiap tempat-tempat wisata memang sering terdengar mitos dan opini public, mungkin ini yang membuat lokasi menjadi lebih greget dan banyak dikunjungi wisatawan, seperti juga di Prambanan ini. Dengar cerita jika ada pasangan kekasih yang datang berdua, hubungan mereka akan segera kandas, namun kembali lagi deh semua itu pada keyakinan kita pada Allah yang penguasa Alam, Syukurlah hubunganku sama koko juga masih langgeng sampai sekarang, semoga sampai maut memisahkan, amin. Selain mitos tersebut, saat SMA aku sempat mendengar cerita dari salah seorang guru Sejarahku, kalau foto bertiga di Prambanan, katanya yang tengah umurnya ngga panjang, wehh..padahal dulu aku pas wisata bersama teman-teman saat SMP, aku dan 2 sahabatku (3 dara), selalu berfoto bertiga bersama-sama, tapi emang yang tengah selalu bergantian, dan Alhamdulliah sampai sekarang kami masih diberi hidup. Kembali pada keyakinan dan kepercayaan, entah mitos itu benar adanya atau tidak, namun bagi aku pribadi, selagi ditempat tersebut kita sopan dan tidak kurang ajar, serta bersikap sewajarnya, Insyallah tidak aka nada leluhur yang murka, bagaimapun dan dimanapun, kita selalu hidup berdampingan dengan makhluk All yang tak kasat mata, dan seperti yang aku ketahui, iblis itu ngga akan pernah berhenti menggangu umat nya Nabi Adam, so jika kita dekat dan yakin pada Allah, Insyaallah akan terus aman. Amin.
Well, back ke perjalana anehku menuju candi Prambanan. Berbeda dengan di Paris, kali ini wisatawan diprambanan lumayan cukup banyak, bahkan ada rombongan turis manca juga yang diiringi guide telihat naik dari satu Candi ke Candi yang lain. Saat aku datang, Candi Prambanan yang paling besar (kalau ngga salah Candi Siwa), sedang dilakukan pemugaran dan renovasi karena ada beberapa Candi yang roboh akibat gempa Bantul beberapa waktu silam. Karakteristik Candi Hindu ini emang berbeda dengan Candi Prambanan. Komplek Candi Prambanan terdiri dari beberapa Candi-Candi, dimana setiap candi terdapat tangga masing-masing untuk akses masuk. Disetiap candi juga terdapat ruangan gelap, dimana didalamnya terdapat arca/patung para dewa Hindu. Semua wisatawan bisa masuk ke ruang arca tersebut, namun sepertinya tidak diizinkan untuk mengambil foto, bahkan aku sempat mendengar ada salah satu arca yang jika diambil gambarnya, fotonya tidak akan jadi. (Belum pernah tahu kalau diambil dengan foto digital).
Candi Prambanan saat masih lengkap
Candi Prambanan disebut juga Candi Roro Jonggrang, terletak di desa Prambanan, Yogyakarta. Merupakan Candi Hindu terbesar di Indonesia sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara, Candi yang terbesar adalah Candi Siwa dengan tinggi 47 meter. Setiap upacara Nyepi, candi ini selalu dipenuhi oleh umat Hindu diseluruh Jawa Tengah, terutama Solo-Klaten-Jogja-Magelang untuk melakukan upacara sembahyangan disini, termasuk juga beberapa tetanggaku yang memeluk agama Hindu dan setiap malam bulan puranam, biasanya digelar sendratari Ramayana dipelataran Candi Prambanan ini.
Candi Sewu
Legenda Candi Prambanan ini juga terkenal dengan cerita kisah asmara Bandung Bondowoso yang mencintai seorang putrid cantik bernama Roro Jonggrang, namun Roro Jonggrang mengajukan syarat pada untuk dibuatkan seribu Candi dalam waktu satu malam, Bandung-pun hampir berhasil, namun karena kelicikan Jonggrang, ia memerintahkan seluruh perempuan dikampung untuk membunyikan lesung sehingga ayam jantan pun berkokok, dan Bandung pun mengira fajar telah terbit padahal ia hanya kurang 1 Candi saja, sehingga saat itu Candi yang telah terbangun berjumlah 999. Karena merasa ditipu oleh Jonggrang, akhirnya Bandung mengutuk Jonggrang menjadi arca dan menjadikannya Candi ke 1000. Legenda rakyat inilah yang menjadi mitos dimana kekasih yang datang ke Candi ini akan putus cinta, karena mendapat kutukan patah hati dari Bandung Bondowoso.
Candi Banyunibo
Candi Barong

Candi Bubrah
Awalnya aku mengira candi sewu itu ya candi Prambanan ini, namun ternyata Candi Sewu (Candi Budha) berada dikomplek lain yang tidak jauh dari Candi Prambanan, namun saat ini hanya tinggal puing-puing batunya saja karean sudah hancur oleh gempa bumi dan tertutup abu vulkanik dari letusan gunung Merapi. Selain Candi Sewu, Candi Prambanan ini juga dikelilingi oleh beberapa candi Budha lainnya yang kini tinggal situs/ sudah dalam kondisi tidak sempurna, sebut saja disebelah utara terdapat reruntuhan Candi Lumbung dan Candi Bubrah (sebelah selatan candi Sewu), Lebih ketimur terdapat Candi Plaosan, Diarah barat Prambanan terdapat Candi Kalasan dan Candi Sari. Diarah selatan terdapat Candi Sojiwan, Situs Ratu Baka, serta Candi Banyunibo, Candi Barong dan Candi Ijo.
Candi Ijo
Candi Kalasan
Situs Candi Baka
Hampir satu jam pula kami berada di lokasi Candi, setelah puas menikmati keindahan peninggalan sejarah ini dan berfoto-foto ria ala Pre_Wed, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Langit pun nampak sudah mulai mendung. Kami menyusuri jalan yang berbeda dengan jalan masuk, belum sampai dipintu keluar, gerimis sudah mulai membasahi tanah Prambanan. Kami pun berlari-lari kecil sambil menghindari guyuran gerimis. Karena sepertinya geremis tidak semakin deras, kami memutuskan untuk segera menuju ke tempat parkir untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang.
Candi Sojiwan
Candi Plaosan
Akhirnya mendadak Paris dan Prambanan inipun kami akhiri dengan cerita dan pengalaman bahagia, tak ada sedikitpun rasa kecewa karena gagal masuk seleksi di salahs atu Bank Pemda, bukan masalah buat aku. Dan aku yakin pekerjaan bisa dicari dilain tempat dan lain waktu, terbukti kan keyakinan itu sekarang… hehehe
Pelajaran yang bisa aku petik dari perjalan ini adalah ;
Kita tidak harus merencakan tujuan/rencana jalan-jalan yang berbelit-belit, dimana ada Niat, Waktu, kemauan, dan cukup uang, Insyallah perjalanan yang menarik pun akan terlaksana.
Kita tidak perlu harus mencari lokasi yang jauh, asalkan kita bisa enjoy dengan perjalanan itu, Kita pun akan bisa menikmatinya dan hatipun akan riang gembira
Jangan terlalu kwatir dengan mitos atau urban legend, kita hanya perlu mengetahuinya saja sehingga kita bisa menghargai dan menjaga sikap kita ketika berada di Lokasi wisata, bagaimanapun juga seperti hal nya rumah kita, kalau ada orang asing yang datang dan besikap tidak sopan, kita sebagai pemilik rumah pasti juga akan marah, begitu juga para leluhur yang menjadi penjaga tempat-tempat tersebut, kalau kita datang dengan niat baik dan tidak merusak, tentunya mereka pun tidak akan marah, dan yang penting, kita harus tetap yakin dan percaya bahwa kekuatan terbesar di dunia ini hanyalah Allah semata
Dan yang terakhir… Jangan pernah merasa kecewa atau patah semangat jika ternyata tujuan kita tidak sesuai dengan rencana kita, baik buruknya itu semua sudah menjadi bagian dari kehidupan yang mesti kita jalani. Semangat Kaka !!!!!

Sampai jumpa di perjalananku berikutnya….. Sayonara !!!!




*Forza Inter Milan 1908….*
 

No comments:

Post a Comment